Minggu, 02 Januari 2011

Prinsip Wahidiyah

YU’TI KULLA DZI HAQQIN HAQQOH

Yu’ti Kulla Dzi Haqqin Haqqoh adalah memenuhi segala macam kewajiban yang menjadi kewajiban dan tanggung jawabnya tanpa menuntut hak, atau memberikan hak kepada yang mempunyai hak yang sudah menjadi kewajibannya. Dan ini yang dinamakan adil, karena adil meurut Imam Ghozali adalah “memberikan hak kepada yang mempunyai hak”.
Rosul SAW bersabda :
ان الله أعطى كل ذى حق حقه
(رواه ابن ماجه عن أنس باسناد صحيح)
“Sesungguhnya Alloh itu memberikan hak kepada yang yang punya hak”. (HR. Ibnu majah dari Anas, dengan sanad shoheh).
Oleh sebab itu wajib bagi kita memberikan semua hak yang ada diantara kita dengan Alloh dan Rosul-Nya, dan diantara manusia maupun seluruh makhluk; baik yang wajib, sunah dan mubah.
Hak-Nya Alloh atas hamba-Nya adalah hendaknya mereka ma’rifat dengan semua sifat-sifat Alloh yang telah dijelaskan dalam Al-Qur’an dan Sunah, dan mengabdikan diri hanya kepada-Nya menurut tatacara adab pengabdian yang telah disyari’atkan kepadanya, serta hendaknya mereka menyembah Alloh seakan-akan mereka melihat-Nya dan apabila mereka tidak melihat-Nya, maka sungguh Alloh melihat mereka.
Alloh berfirman dalam QS Al-Hajr 99 :
واعبد ربك حتى يأتيك اليقين
“Dan sembahlah Alloh sampai datang kepadmu keyakinan (kematian)”.
Alloh berfirman dalam QS Adz-Dzariyat 56 :
وما خلقت الجن والانس الا ليعبدون
“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku”.
Alloh berfirman dalam QS An-Nisa’ 36 :
واعبدوا الله ولا تشركوا به شيئا
“Sembahlah Alloh dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun”.
Rosul SAW bersabda:
يا معاذ هل تدرى ما حق الله على عباده وما حق العباد على الله ؟ قلت: الله ورسوله صلىالله عليه وسلم أعلم قال صلىالله عليه وسلم: فان حق الله على العباد ان يعبدوه ولا يشركوا به شيئا, وحق العباد على الله ان لا يعذب من لا يشرك به شيئا, قلت: يارسول الله صلىالله عليه وسلم أفلا أبشر به الناس ؟ قال صلىالله عليه وسلم: فلا تبشرهم فيتكلوا
(متفق عليه)
“Yaa Mu’adz, apakah kamu tau, apa hak-Nya Alloh atas hamba-hamba-Nya, dan apa haknya hamba-hambanya atas Alloh…..? Aku menjawab (kata sahabat Mu’adz): “hanya Alloh dan Rosul-Nya yang lebih mengetahui”. Lalu Rosul SAW bersabda: “Sesungguhnya hak-Nya Alloh atas hamba-hamba-Nya adalah hendaknya mereka menyembah Alloh dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan haknya hamba-hamba atas Alloh adalah Alloh tidak akan menyiksa orang yang tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatupun. Lalu aku berkata: “Yaa Rosulalloh, apakah perlu saya sampaikan berita ini kepada manusia….? Kemudian Beliau SAW menjawab: “jangan kau sampaikan berita ini kepada mereka, supaya mereka selalu tawakal”. (mutafaqun ‘Alaihi).
Adapun haknya Rosul atas umatnya adalah hendaknya mereka (umat) menta’ati perkara yang diperintah dan menjauhi perkara yang dilarang oleh Rosul SAW dengan penuh rasa cinta dan meng-agung-kan melalui bacaan Sholawat kepadanya, dengan adab dan mencontoh akhlaknya.
Alloh berfirman dalam QS An-Nisa’ 24 :
وما ارسلنا من رسول الا ليطاع بإذن الله
“Aku tidak mengutus seorang Rosul melinkan supaya dita’ati dengan idzin Alloh”.
Alloh berfirman dalam QS Al-Ahzab 21:
لقد كان لكم فى رسول الله أسوة حسنة لمن كان يرجوا الله واليوم الآخر وذكر الله كثيرا
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rosululloh itu suri tauladan yang baik bagi orang yang mengharap (rohmat) Alloh dan (kedatangan) hari kiamat, dan dia banyak menyebut Alloh”.
Alloh berfirman dalam QS Al-Ahzab 56 :
ان الله وملائكته يصلون على النبي ياايها الذين آمنوا صلوا عليه وسلموا تسليما
“Sesungguhnya Alloh dan Malaikat-malaikat-Nya bersholawat atas Nabi, wahai orang-orang yang beriman bersholawatlah kamu atas Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya”.
Syeh Ahmad Ash-Showi berkata:
“Sesungguhnya Nabi SAW itu lebih mempunyai hak untuk dipenuhi bagi setiap orang mu’min dari pada memenuhi hak dirinya sendiri. Maka menta’ati Nabi SAW itu lebih didahulukan dari pada menta’ati dirinya sendiri dalam semua perkara; baik urusan agama maupun urusan dunia, karena menta’ati Nabi SAW itu termasuk menta’ati Alloh.
Alloh berfirman dalam QS An-Nisa’ 79 :
ومن يطع الرسول فقد اطاع الله
“Barangsiapa ta’at kepada Rosul, maka ia benar-benar ta’at kepada Alloh”.
Oleh sebab itu apabila Nabi SAW itu lebih utama bagi orang-orang mu’min dari pada dirinya sendiri, maka haknya Nabi SAW atas umatnya itu lebih besar, demikian juga rasa cinta kepadanya.
Beliau SAW bersabda:
لا يؤمن احدكم حتى أكون أحب اليه من ولده ووالده والناس اجمعين
(رواه البخارى ومسلم واحمد والنساء وابن ماجه عن انس)
“Belum sempurna iman seseorang diantara kamu sekalian, sampai aku lebih dicintai dari pada mencintai anaknya, orang tuannya dan semua manusia”.
Adapun hak ummat atas Nabi SAW adalah mengasih sayangi orang-orang mu’min, mensyafa’ati orang-orang yang berdosa dan merahmati seluruh makhluk di alam semesta. Dan jaminan kedekatan dan berkumpul dengan Nabi SAW bagi orang yang mengikutinya dengan rasa cinta dan meng-agung-kan dengan membaca Sholawat kepada Beliau SAW.
Rosul SAW bersabda :
شفاعتى لأهل الكبائر من أمتى
(رواه احمد وابو داود والنسائى وابن حبان والحاكم عن جابر باسناد صحيح)
“Syafa’atku untuk orang-orang yang berdosa besar (yang beriman) dari umatku”. (HR. Ahmad, Abu Dawud, nasa’i, Ibnu Majah dan Hakim dari Jabir dengan sanad shoheh).
Diceritakan dalam hadist, ada seorang baduwi bertanya kepada Rosululloh SAW; “Yaa Rosulalloh kapan datangnya hari qiyamat itu…..? lalu Beliau SAW bertanya pula; “Bekal apa yang telah kamu persiapkan untuk menghadapinya….? Ia menjawab : “Aku tidak mempersiapkan bekal dari banyak melakukan sholat, berpuasa dan bersodaqoh, akan tetapi bekalku hanya mencintai Alloh dan Rosul-Nya. Kemudian Rosul SAW bersabda : “Sesungguhnya kamu akan berkumpul dengan orang yang kamu cintai”.
Kemudian Sahabat Anas ( ketika itu ikut mendengarkan dialog orang Baduwi dengan Rosul SAW) berkata : “Aku tidak pernah merasakan kebahagian yang sangat bahagia selama aku memeluk agama Islam, kecuali setelah mendengar perkataan Nabi SAW yang mengatakan “Sesungguhnya kamu akan berkumpul dengan orang yang kamu cintai”. Maka (seketika itu ) aku berusaha mencintai Alloh dan Rosul-Nya, mencintai Sahabat Abu Bakar dan Sahabat Umar, dan aku berharap mudah-mudahan aku termasuk dari golongan Beliau-beliau, meskipun aku belum mampu melakukan amal-amalnya”. (Mutafaqun Alaihi).
Oleh sebab itu, mencintai Alloh dan Rosul-Nya itu lebih luhurnya keta’atan dan lebih tingginya derajat kesucian, serta termasuk sebagaian amalnya hati yang mendapat balasan yang lebih besar dari pada amalnya jawarikh (anggota lahir). Dan orang yang mencintai itu akan meningkat sifat dan derajatnya menurut kedudukannya orang yang dicintai.
Rosul SAW bersabda:
ان أقربكم منى فى كل موطن أكثركم علي صلاة فى الدنيا
(رواه البيهقى عن انس)
“Sesungguhnya yang paling dekatnya kamu sekalian dari aku di akhirat adalah yang paling banyak membaca sholawat kepadaku sewaktu di dunia”. (HR. Baihaqi dari Anas).
Adapun hak-haknya sebagaian manusia atas sebagaian yang lain itu banyak sekali, tanpa ada batasan dan jumlah tertentu. Dan penjelasan disini hanya ringkasan saja. Maka ketahuilah bahwasanya kamu semua mempunyai kewajiban memenuhi hak atas pribadimu, istri-istrimu, anak-anakmu, keluargamu, kerabatmu, tetanggamu, lingkunganmu dan atas semua orang muslim. Pada intinya kewajibanmu adalah memenuhi hak kepada semua yang punya hak, sebagaimana perintah agama yang sudah jelas. Apabila kamu tidak memenuhi hak-haknya, maka kamu akan dituntut di hadapan Alloh di hari kiamat.
Adapun hak-hak pribadimu adalah terpenuhinya urusan dunia dan agama. Dalam urusan dunia adalah hendaknya kamu menjaga pribadimu dari semua perkara yang merusak dan membahayakan di dunia mapun di akhirat nanti, dan memelihara pribadimu dengan perkara-perkara yang baik serta memberi pakaian untuk menutup aurat. Dalam urusan agama, hendaknya kamu mendidik dirimu perkara yang menjadi kewajibannya serta menjalankan kewajiban-kewajiban itu.
Adapun hak-haknya istrimu adalah hendaknya kamu memberi tempat tinggal dan pakaian menurut kemampuanmu, mendidik agama yang menjadi kewajibannya, menjaganya dari watak yang jelek dan mempergauli dengan cara yang baik serta mencerainya (apabila terjadi perceraian) dengan cara yang baik pula.
Rosul SAW bersabda:
الا ان لكم على نسائكم حقا ولنسائكم عليكم حقا فحقكم عليهن ان لا يوطئن فراشكم من تكرهون ولا يأذن فى بيوتكم لمن تكرهون, الا وحقهن عليكم ان تحسنوا اليهن فى كسوتهن وطعامهن
(رواه ابن ماجه والترمذى عن عمرو بن الاجوص الجشمى)
“Ingatlah, bahwasanya kamu sekalian mempunyai hak atas istri-istrimu, dan istri-istrimu mempunyai hak atas dirimu. Maka hakmu atas istri-istrimu adalah hendaknya mereka tidak menyeleweng dan berselingkuh. Sedangkan hak istri-istrimu atas dirimu adalah hendaknya kamu memberi makan dan pakaian yang baik”. (HR. Ibnu Majah dan Turmudzi dari Umar dan Ibnu Jusyi Al-Jamsyu).
Sedangkan hak-nya anak-anakmu adalah hendaknya kamu mendidik mereka pada perkara yang menjadi kewajibannya dengan memberi tauladan yang baik, dan mencukupi kebutuhannya sampai mereka mampu mandiri.
Alloh berfirman dalam QS At-Tahrim 6 :
ياايها الذين آمنوا قوا انفسكم وأهلكم نارا
“Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari siksa api neraka”.
Rosul SAW bersabda:
حق الولد على الوالد ان يحسن اسمه ويحسن موضعه ويحسن أدبه
(رواه البيهقى عن عائشة)
“Hakya anak atas orang tua adalah hendaknya mereka memberi nama yang baik, memberi tempat tinggal yang baik dan mendidik budi pekerti yang baik”. (HR. Baihaqi dari A’isyah).
Adapun haknya orang tua atas anaknya adalah menta’ati, mensyukuri dan mempergauli mereka dengan cara yang baik, dengan penuh sopan santun dan memulyakannya.
Alloh berfirman dalam QS Al-Isro’ 23-24 :
وقضى ربك الا تعبدوا الا اياه وبالوالدين احسانا اما يبلغن عندك الكبر احدهما او كلاهما فلا تقل لهما أف ولا تنهرهما وقل لهما قولا كريما, واحفض لهما جناح الذل من الرحمة وقل رب ارحمهما كما ربيانى صغيرا
“Dan Tuhanmu telah memerintah supaya kamu jangan menyembah selain Dia, dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya, jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduannya perkataan “AH”, dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kasih sayang dan do’akanlah: “Wahai Tuhanku kasihilah mereka berdua, sebagaiamana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil”.
Alloh berfirman dalam QS Luqman 25:
وان جاهداك على ان تشرك بى ما ليس لك به علم فلا تطعهما وصاحبهما فى الدنيا معروفا
“Dan jika keduannya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya dan pergaulilah keduanya di dunia dengan cara yang baik”.
Adapun haknya para pegawai atau pembantu atas dirimu adalah hendaknya kamu memberikan upahnya setelah ia selesai bekerja.
Rosul SAW bersabda:
أعطوا الاجير أجره قبل ان يجف عرقه
(رواه ابن ماجه عن ابن عمر)
“Berikanlah upahnya pegawai (pekerja) sebelum keringatnya kering”. (HR. Ibnu Majah dari Ibnu Umar).
Sedangkan hak-nya para kerabat, tetangga dan lingkunganmu atas dirimu adalah hendaknya kamu tawadu’ (rendah hati) sampai tidak ada seseorang yang menyombongkan diri atas orang lain, dan hendaknya kamu berbuat baik, jangan menyakitinya dan sebagainya menurut perkara yang diperintah agama.
Alloh berfirman dalam QS An-Nisa’ 26 :
واعبدوا الله ولا تشركوا به شيئا وبالوالدين احسانا وبذى القربى واليتمى والمساكين والجارى ذى القربى والجارى الجنب والصاحب بالجنب وابن السبيل وما ملكت ايمانكم ان الله لا يحب من كان مختالا فخورا
“Sembahlah Alloh dan jangan kamu menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua ibu bapak, kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil, dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Alloh tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri”.
Sedangkan para hamba sahaya (pembantu/budak) dan hewan peliharaan itu mempunyai hak atas dirimu, maka hendaknya kamu memperlakukannya dengan cara yang ramah dan baik.
Rosul SAW bersabda:
اركبوا هذه الدواب سالمة وتدعوها سالمة ولا تتخذوها كراسى لاحاديثكم فى الطرق والاسواق فرب مركوبة خير من راكبها واكثر ذكرا لله منه
(رواه احمد والطبرانى والحاكم عن معاذ)
“Naikilah hewan-hewan ini dengan cara yang baik, kurunglah ia dengan cara yang baik (pula), dan janganlah kamu memperlakukannya sebagaiamana tempat duduk untuk perbincanganmu di jalan-jalan dan di pasar-pasar, maka banyak sekali hewan tunggangan itu lebih baik dari pada yang menunggangi (pengendara), karena ia lebih banyak dzikir kepada Alloh dari pada si penunggang”. (HR. Ahmad, Thobroni, Hakim dari Mu’adz).


Taqdimul Aham Fal Aham Tsummal Anfa’ Fal Anfa’

Yang dimaksud dimaksud Taqdimul Aham Fal Aham Tsummal Anfa’ Fal Anfa’ adalah mendahulukan yang paling penting, kemudian yang paling besar manfa’atnya. Ketika memberikan hak-hak yang tidak mungkin bisa dilakukan bersamaan, maka hendaknya mendahulukan yang lebih aham (lebih penting). Jika sama-sama pentingnya, maka didahulukan yang lebih banyak manfa’atnya; yaitu manfa’at menurut Alloh, Rosul SAW, manusia dan seluruh makhluk; manfa’at agama, dunia maupun akhirat.
Rosul SAW bersabda:
خير الناس انفعهم للناس
(رواه القضاع عن جابر)
“Sebaik-baik manusia adalah yang lebih bermanfa’at kepada manusia yang lain”. (HR. Qhodo’i dari Jabir).